#Twitteriak Eps. 11 bersama @okkymadasari



Okky Madasari, penulis kelahiran Magetan, 30 Oktober 1984 ini adalah lulusan Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, ia mulai bekerja sebagai wartawan dan dari situlah ia mendalami dunia penulisan. Novel pertama yang dibuat oleh Okky berjudul Entrok. Novel ini berisi soal toleransi dan maraknya kesewenang-wenangan militer pada masa Orde Baru. Setelah itu, ia pun membuat novel kedua berjudul 86 yang isinya membicarakan praktik korupsi di negeri ini, terutama yang ia lihat langsung di lapangan. 86 masuk dalam lima besar penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award 2011.

Saat ini, novel ketiganya yang berjudul Maryam baru saja terbit. Nah, masalah sosial apa yang kini diangkatnya? Obrolan #TWITTERIAK kali ini bersama Okky Madasari akan mengupas banyak soal perempuan, hak warganegara, dan proses kreatifnya dalam menulis.

#Twitteriak: Selamat atas terbitnya novel Maryam ya. Bisa cerita sedikit saja latar belakang novel ini?
Okky Madasari: Makasih. Novel Maryam lahir dari keprihatinan atas kekerasan berkedok agama pada kaum minoritas belakangan ini.

#Twitteriak: Novel Entrok, 86, dan Maryam seperti mempunyai benang merah. Semuanya berkisar tentang perempuan dan pemenuhan hak dasar berpolitik. Benarkah begitu?
Okky Madasari: Sebenarnya novel-novel saya tidak hanya bicara soal perempuan, hanya kebetulan tokohnya perempuan. Benang merah novel-novel saya adalah bicara tentang manusia dan perjuangan hak-hak dasar kemanusiaan.

#Twitteriak : Inspirasi judulnya dari mana sih? Unik-unik banget. (Pertanyaan dari @esvandiarisant)
Okky Madasari: Judul-judul saya diambil dari nafas novel itu. Memang sengaja buat penasaran. Akan tahu maknanya setelah baca. :)

#Twitteriak : Mengapa sudut pandang perempuan ini yang dipilih Okky Madasari dalam bercerita? Ada maksud tertentu?
Okky Madasari: Hanya kebetulan tiga novel tersebut saya rasa lebih pas dengan tokoh perempuan. Tapi sudut pandang tersebut berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Novel saya berikutnya akan pakai tokoh laki-laki, karena sesuai tema. Sudut pandang tetap berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

#Twitteriak: Kira-kira masalah sosial apa lagi yang masuk ke dalam list untuk ditulis? (Pertanyaan dari @esvandiarisant)
Okky Madasari: Tema sosial berikutnya yang ingin saya tulis adalah kritik pada demokrasi.

#Twitteriak: Apa yang membuat Okky mengangkat masalah sosial itu apa? Apa harapannya? (Pertanyaan dari @esvandiarisant)
Okky Madasari: Bagi saya, menulis novel adalah cara memperjuangkan sesuatu. Harapannya bisa menyumbang terjadinya perubahan ke yang lebih baik.

Okky Madasari dan novel "Maryam"
#Twitteriak: Kembali ke soal Maryam, ruang penyadaran masalah sosial lewat sastra apakah lebih efektif daripada artikel?
Okky Madasari: Saya rasa keduanya punya peran sendiri. Novel lebih menyentuh jiwa, dengan demikian bisa lebih menumbuhkan simpati dan empati.

#Twitteriak: Kenapa lebih senang mengangkat tema sosial/kemasyarakatan daripada tema percintaan pada umumnya? (Pertanyaan dari @mariana_pink)
Okky Madasari: Kalau baca novel-novel saya, pada dasarnya adalah tentang kehidupan termasuk percintaan. Hanya saja itu dikemas dalam masalah-masalah sosial.

#Twitteriak: Yang disebut kaum minoritas? Kaum seperti apa lagi? (Pertanyaan dari @candra_budii)
Okky Madasari: Kaum minoritas adalah kelompok yang secara relatif jumlahnya kecil, dan kerap diabaikan hak-haknya hanya karena mereka sedikit dan berbeda.

#Twitteriak: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan Maryam? (Pertanyaan dari @mataharitimoer)
Okky Madasari: Penulisan dan riset Maryam membutuhkan waktu 6 bulan.

#Twitteriak: Adakah obsesi lain Okky Madasari yang masih ingin dicapai? (Pertanyaan dari @mariana_pink)

Okky Madasari: Obsesinya ya ingin mendapat pengakuan internasional dan semoga karya-karya saya bisa jadi karya klasik. :)

#Twitteriak: Apakah ada rencana menulis buku di luar politik atau sosial? Romance mungkin? (Pertanyaan dari @peri_hutan)
Okky Madasari: Seperti yang saya bilang tadi, novel-novel saya bercerita soal kehidupan termasuk percintaan/romance. Hanya saja dibungkus isu sosial. Misalnya Maryam saya bercerita soal kisah cinta dalam perbedaan. Entrok dan 86 juga menghadirkan kisah cinta yang berbeda.

#Twitteriak: Bagaimana cara meramu konflik dalam novel? Ajarin dong! (Pertanyaan dari @mataharitimoer)

Okky Madasari: Konflik bisa hadir ketika kita punya tema/permasalahan yang kuat. Dalam permasalahan itulah lahir konflik-konflik.

#Twitteriak: Bisa ceritakan sedikit kenapa mendirikan Yayasan Muara Bangsa? (Pertanyaan dari @mariana_pink)

Okky Madasari: Muara Bangsa lahir untuk membantu masyarakat sekitar. Yang sudah terlaksana adalah pendidikan murah untuk tingkat usia dini.

#Twitteriak: Seandainya bikin novel bersetting Magetan, pengen angkat tema apa mbak? *sesama orang magetan* (Pertanyaan dari @balonbiru)
Okky Madasari: Entrok itu kan setting dan temanya Magetan buanget! Baca yaaa :)

#Twitteriak: Apakah di jaman sekarang masih ada masyarakat yang tidak bisa memenuhi hak-hak dasar? (Pertanyaan dari @hanifauzy)
Okky Madasari: Banyak yang belum terpenuhi hak-hak dasarnya: Hak untuk hidup aman, hak untuk menganut keyakinan, hak hidup layak, hak bebas dsb.

#Twitteriak: Apa pernah mengalami dampak buruk dengan mengangkat masalah sosial? Kalau yang positif? (Pertanyaan dari @esvandiarisant)
Okky Madasari: Dampak buruk gak pernah. Dampak positifnya bisa ikut menyuarakan permasalah yang sedang dihadapi bangsa ini.

#Twitteriak: Apa Okky selalu menyelipkan nilai-nilai religi dalam setiap karyanya? Dan kenapa? (Pertanyaan dari @mariana_pink)
Okky Madasari: Religi bagi saya adalah bagaimana tiap manusia bisa mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan konsep religi seperti yang saya sebut tadi, tentu saja saya akan memasukkan nilai-nilai religi dalam karya-karya saya.

#Twitteriak : Bicara soal musikmu donk dalam kolaborasi Okky n Shei. Ini semangatnya apa ya?
Okky Madasari: Kebetulan saya bisa mencipta lagu dengan piano. Karena saya dekat dengan sastra, saya ingin bikin lagu dengan lirik serius dan indah. Untuk musiknya sendiri, lagu-lagu saya sederhana, pop, easy listening, tapi mudah-mudahan tetap berkualitas :)

#Twitteriak: Hal yang biasa dilakukan Okky Madasari dalam mengisi waktu luang? (Pertanyaan dari @mariana_pink)
Okky Madasari: Main piano, olahraga. Secara berkala saya melakukan perjalanan.

#Twitteriak: Pesan untuk para pembaca di luar sana?
Okky Madasari: Wah pesan apa ya... ini saja: Mari berkarya dalam bidang apa saja. Lewat karya kita bisa bermanfaat untuk manusia dan kemanusiaan.

Demikian notulensi obrolan #TWITTERIAK episode 11 bersama penulis Okky Madasari. Terima kasih banyak sudah mengikuti obrolan #TWITTERIAK setiap Selasa dengan tamu-tamu yang selalu keren dan menginspirasi.

0 comments:

Posting Komentar