Di Balik Publikasi: Ikhtiar Bersama Demi Amanat Pak Raden

Kampanye #bukuanaklokal mempertemukan saya dengan kenyataan pahit salah satu penulis buku anak lokal bernama Drs. Suyadi. Ia adalah penulis beberapa buku dengan gaya bercerita yang khas, bermoral, dilengkapi dengan ilustrasi yang menawan. Goresan ilustrasinya bahkan mengisi masa kecil anak Indonesia yang hidup di tahun 70-80an karena jejaknya tertera di buku-buku teks sekolah.

4 dari 13 buku anak lokal yang ditulis oleh Drs. Suyadi

Orang mungkin acuh pada nama Drs. Suyadi, tetapi begitu ia mengganti namanya menjadi Pak Raden, maka gilang-gemilanglah ingatan orang akan dirinya. Pak Raden yang galak, arogan, dan pelit. Itulah karakter yang diciptakan Drs. Suyadi sebagai antitesis Si Unyil yang ramah, baik hati, dan pemurah. Gilang-gemilang ingatan orang itu dan sukses besar Si Unyil bertahan sebagai warisan budaya visual ternyata tak disertai dengan kesejahteraan bagi penciptanya.

Dengan kasat mata, saya segera tahu Pak Raden miskin. Tak berharta. Rumah yang ia tinggali merupakan rumah kakaknya. Bajunya lusuh, mungkin sudah lama tak beli baju baru. Ia melukis. Ia mengisi suara. Di usianya yang nyaris 80 tahun pada November 2012 nanti ia harus banting tulang mencari sesuap nasi.




Adalah Obrolan #Twitteriak dengan Pak Raden, 3 April 2012 yang membuka mata saya pada amanatnya. Obrolan itu juga yang mempertemukan saya dengannya. Juga dengan Prasodjo Chusnato, kontak saya untuk mempersiapkan obrolan #Twitteriak dengan Pak Raden.

Twitteriak 3 April 2012

Sebelum wafat, saya ingin pameran lukisan dan memperjuangkan hak cipta Unyil. Itu saja cukup. – Pak Raden, April 2012
Saya tanyakan kepada Prasodjo Chusnato apa yang dapat saya lakukan untuk membantu? Di sisi lain, saya dapat informasi Dewi Wulan Sari, kenalan dari komunitas Goodreads Indonesia, sedang membuatkan merchandise untuk Pak Raden, jadi sekali lagi saya tawarkan kepada teman-teman itu, apa yang dapat saya lakukan untuk membantu.

Soal Pak Raden Ngamen
Teman-teman itu akhirnya mengirimkan proposal acara "Pak Raden Ngamen". Ngamen apa? Ternyata Pak Raden sudah sejak lama mengangankan didudukkan dalam panggung. Lalu ia akan ngamen soal hak ciptanya Si Unyil yang direnggut darinya. Juga Pak Raden akan ngamen untuk mengumpulkan rupiah demi hidupnya. Butuh semalam lebih bagi saya untuk memikirkan apa yang bisa saya bantu, akhirnya saya kirim pesan kepada teman-teman, saya akan memperkuat publikasi, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas saya sebagai publisis.

Undangan 'Pak Raden Ngamen'

Persiapan publikasi "Pak Raden Ngamen" sangat pendek, 2 hari, tetapi sudah cukup buat saya dengan mengontak seluruh media dan kawan-kawan yang saya tahu persis punya kepedulian pada nasib Pak Raden. Email blast, facebook, twitter, semua kanal informasi digunakan untuk membuat acara 'kecil' itu jadi lebih meriah. Tapi saya bilang ke Pak Raden dan Chus, acara ini akan jadi besar karena perjuangan Pak Raden butuh bantuan banyak orang.

Satu malam sebelum acara dilangsungkan, Pak Raden lewat Chus meminta kehadiran wartawan infotainment. Buat apa, tanya saya. Tapi kemudian saya carikan dan tentu menghadirkan wartawan infotainment jelas lebih sulit kalau acara ini tidak dihadiri oleh artis. Mas Bagus dari manajemen Bondan F2B mengirimkan pesan bahwa Bondan F2B akan hadir. Saya bawa kabar ini secepatnya ke Pak Raden dan Chus dan dikabarkan Charly ex ST12 juga datang. Berbekal dua amunisi ini dan bantuan banyak pihak, kabar kedatangan mereka semoga menjadi alasan kuat agar wartawan infotainment datang.

Di Luar Dugaan
Hari Sabtu, 14 April 2012 adalah hari yang disepakati menggelar kegiatan 'Pak Raden Ngamen'. Tugas saya untuk mempublikasikan acara kepada media, paling tidak sudah setengah jalan. Tinggal menunggu pelaksanaan. Tapi ternyata sejak pagi, telepon tak putus-putus dari media yang ingin meliput Pak Raden sebelum acara 'Pak Raden Ngamen' dilakukan. Mereka mau meliput sebelumnya. Harian Kompas, Tempo, detik, Elshinta dan lainnya sudah bekerja. Menjelang acara, semakin banyak yang datang ke rumah Pak Raden di Petamburan III No. 27, Slipi.

Sementara saya bekerja di Banten Lama. Tidak punya akses televisi. Tidak punya akses radio. Saya terus mempublikasikan dan menyebarkan kabar lewat Twitter. Meminta seorang kawan untuk membuat live tweet dari lokasi, dan terus menyisir berita dari handphone.

Hasil publikasi 'Pak Raden Ngamen' di luar dugaan. Chus menghitung jumlah pekerja media begitu banyak, bahkan salah satu stasiun TV swasta mendatangkan OB Van untuk siaran langsung dari kediaman Pak Raden. Blow up media terjadi! Social media ramai, timeline banyak teman penuh dengan cerita Pak Raden. Salingsilang mencatat obrolan Pak Raden ini dalam rilis beritanya.

Liputan Tempo.co untuk Pak Raden Ngamen


Ngamen Pak Raden berhasil. Publik kini tahu, hak cipta Si Unyil adalah hak Pak Raden, bukan hak PFN meskipun mereka sembunyi di balik surat legal. Saya juga berhasil membuktikan bahwa dengan publikasi yang tepat, isu kebudayaan bisa juga 'teriak' sama kuatnya melawan berita-berita politik dan korupsi. Tapi saya tahu, ini barulah awal dari kerja-kerja selanjutnya.

Membangun Ikhtiar Bersama
Senin, 16 April 2012 bersama teman-teman relawan Pak Raden Ngamen, dimulai upaya membangun ikhtiar bersama dengan pembagian tugas yang semakin jelas. Tugas saya tetap sama, menggarap sisi publikasi Pak Raden, tapi kali ini bukan kegiatan ngamennya, tetapi pada perkembangan kasus ini di kemudian hari. Sorotan media tentulah tak seintens 'Pak Raden Ngamen' tetapi perlu terus diupayakan agar publik tetap tahu bagaimana kabar terkini kasus ini.

Proses mediasi 19 April 2012 adalah tantangannya. Bagaimana agar publik tahu pentingnya mereka terus mendukung Pak Raden. Maka dibuatlah aksi "Kibar Tagar #PakRaden" di social media. Tujuannya bukan untuk TT, tetapi agar publik tahu bahwa Pak Raden sudah melangkah. Meskipun langkahnya ternyata terseok oleh hasil mediasi yang alot, tetapi berita mengenai mediasi ini kembali menghiasi media massa. Bahkan kemudian bergerak ke arah yang semakin memberikan titik terang pada nasib Pak Raden.

http://pakradenngamen.blogspot.com


Untuk semakin memperkuat, mulai 20 April 2012 saya bangunkan sebuah blog yang berisi segala informasi yang memuat informasi mengenai perjuangan hak cipta ini. Kunjungi saja di: http://pakradenngamen.blogspot.com Semoga dengan demikian, publik bisa terus memantau semisal nantinya tak ada satupun media yang meliput.

Doakan saja agar ikhtiar ini berbuah hasil seperti yang diharapkan. Amin. Mari berusaha terus demi mewujudkna amanat Pak Raden.

0 comments:

Posting Komentar