SERINGKALI orang bertanya, apa sebenarnya publisis itu, semoga tulisan ini bisa menjawabnya. Publisis adalah orang yang tugasnya adalah mengelola publisitas dari karya atau figur seseorang sehingga keberadaannya diketahui secara luas. Publisis bisa menangani beberapa klien sekaligus dan memiliki pengaruh yang kuat di kalangan dunia literasi dan hiburan.
Tugas utama publisis adalah mengelola dan mempromosikan image karya/klien. Seringkali berurusan juga dengan mengelola personal branding. Publisis bekerja merancang
communication planning yang kuat dan seringkali harus menulis sendiri kisah tentang karya atau klien yang ditanganinya sebelum dimuat oleh media.
Salah satu fungsi yang dapat dijalankan publisis adalah mengolah liputan pers atas nama klien dan menjadi jembatan antara klien, publik dan media. Ini sebabnya, banyak yang menempatkan kerja publisis sebagai
media relations. Ia harus menulis
press release, mengelola kampanye, dan mengupayakan kontak ke media agar karya/klien mendapatkan publikasi yang dibutuhkannya.
Mengapa Perlu
|
Mesin yang melupakan pembaca/penonton akan macet |
Bergeraknya industri perbukuan dan perfilman di Indonesia selama ini ditentukan oleh kinerja dari Penulis/Sutradara, Penerbit/Rumah Produksi, Toko Buku/Bioskop. Ketika kreator menghasilkan karya, maka roda bergerak. Penerbit/rumah produksi dan toko buku/bioskop ikut bergerak mengimbangi. Tapi ada satu komponen yang (sengaja) dilupakan: Pembaca/Penonton. Padahal hadirnya publik pembaca/penonton adalah suatu yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Selama ini pembaca/penonton ditempatkan secara pasif sebagai target dan sasaran. Mereka diposisikan sebagai pihak yang akan menerima apa saja yang dihasilkan oleh “mesin” perbukuan/perfilman. Pada kenyataannya tidak demikian. Ternyata pembaca/penonton secara aktif bergerak sendiri untuk memilih, menentukan, dan memberi corak pada perbukuan/perfilman. Mereka bukan kawanan yang duduk diam menekuri kata demi kata atau menonton dalam ruangan gelap, tetapi ikut mengubah dan memberi tekanan pada industri perbukuan/perfilman dengan menuntut disediakannya jenis bacaan/tontonan yang memenuhi kebutuhan mereka. Mereka saling berkomunikasi lewat social media, saling mempengaruhi dalam obrolan sehari-hari, saling mengapresiasi lewat jurnal online, SMS, blog,komunitas mengenai apa yang sebaiknya dibaca/ditonton.
Untuk mencapai mereka yang demikian heterogen ini, diperlukan
communication planning yang kuat. Di titik ini, peran PUBLISIS diperlukan untuk merancang komunikasi apa yang tepat untuk menjadikan Pembaca/Penonton ikut berperan menggerakkan. Dalam situasi seperti saat ini, PERCEPATAN pertemuan antara karya-karya kreatif dengan pembaca/pemirsa menjadi perlu, KETEPATAN merumuskan komunikasi dan memilih kanal informasi menjadi signifikan, dan menjadikan PERUBAHAN zaman sebagai kawan sejalan. Tentu saja, ini menandaskan mengapa kehadiran publisis akan banyak membantu penulis/sutradara/penerbit/rumah produksi.